Yuk Kenali Beberapa Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Sulawesi Selatan

0
65

Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makasar. Sekitar 30.000 tahun yang lalu pulau ini dihuni oleh manusia. Penemuan tertua ditemukan di gua-gua dekat perbukitan kapur, sekitar 30 km timur laut Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. 

Ada kemungkinan bahwa lapisan budaya lama berupa alat-alat batu kerikil dan serpihan dikumpulkan dari teras-teras sungai di lembah Walanae, antara Soppeng dan Sengkang, termasuk tulang-tulang babi raksasa dan gajah yang sudah punah. Perusahaan dagang Belanda atau lebih dikenal dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) datang ke kawasan ini pada abad ke-15. 

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sulawesi Selatan terdiri dari sejumlah kerajaan merdeka yang dihuni oleh empat suku, yaitu Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Nah, disini kami akan membahas mengenai beberapa bangunan Peninggalan Bersejarah Di Sulawesi Selatan. 

Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Sulawesi Selatan

Batu Pallantikan

Batu Pelantikan Raja merupakan batu alam tanpa bentukan, terdiri dari satu buah batu andesit yang diapit di antara 2 buah batu kapur. Batu andesit merupakan pusat peribadahan yang masih disakralkan masyarakat hingga saat ini. Letaknya di kompleks makam Raja-Raja Gowa. Dahulu Batu Pallantikan disebut Baru Tumanurung. Disebut Batu Pallantikan karena tempat ini pernah menjadi tempat ritual para raja Gowa.

Benteng Fort Rotterdam

Benteng ini dibangun oleh Raja Gowa IX pada tahun 1545, Manriogau Daeng Banto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng, sebagai benteng pertahanan pendamping kerajaan Gowa. Awalnya benteng ini berisi rumah-rumah Makassar dengan tiang-tiang kayu yang tinggi. Benteng yang awalnya terbuat dari tanah liat ini memiliki model yang tidak kalah dengan benteng-benteng Eropa pada abad ke-26 dan ke-17.

Bentuk dasar benteng adalah persegi panjang dan berarsitektur Portugis. Tambahan tonjolan pada model dasar persegi panjang membuat bentuk benteng menyerupai kura-kura. Luas benteng ini mencapai 2,5 hektar dengan tembok tertinggi 7 meter dan terendah 5 meter dengan ketebalan 2 meter. Pada tahun 1635 M, pada masa pemerintahan Ian Sultan Alauddin, terbukti dinding benteng dibuat dengan berbagai model.

Benteng Somba Opu

Benteng Somba Opu merupakan salah satu benteng peninggalan Kesultanan Gowa yang dibangun pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Desa Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Sisa bangunan yang masih bagus dan dapat menunjukkan denah asli benteng berada di sisi barat. 

Rekonstruksi benteng sisi barat menunjukkan bahwa benteng ini dibangun dari batu bata dengan berbagai ukuran dan sedikit batu pasir, terutama pada pintu bagian dalam. Tinggi tembok 7-8 meter, dengan tebal tembok rata-rata 12 kaki atau 300 cm. Pada masanya, tempat ini merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan tempat jual beli rempah-rempah ke beberapa pedagang dari Asia, sekitar Indonesia, dan Eropa. 

Sayangnya, tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa masyarakat lokal dan internasional ini sempat dikuasai VOC pada tahun 1669, kemudian hancur dan terendam gelombang pasang. Pada tahun 1980an, benteng ini ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan yang datang ke tempat tersebut. Pada tahun 1990 benteng ini dibangun kembali sehingga terlihat lebih bagus lagi.

Gedung Kesenian Makassar

Gedung ini dibangun pada tahun 1896 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan gaya arsitektur Neo Klasik, dengan luas bangunan di atas tanah berukuran 2.339 m2 dengan denah berbentuk huruf “L” dan dilengkapi menara dengan atap berbentuk kubah.

Dahulu gedung ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan tempat pertemuan, perkumpulan, pesta, pertunjukan teater, musik dan acara resmi lainnya yang dihadiri oleh tamu-tamu penting dan pejabat Belanda.

Gedung bernuansa arsitektur Eropa abad ke-19 ini pernah menjadi tempat pertemuan asosiasi dagang Belanda pada masa Kolonial. Namun pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), tempat ini kemudian dijadikan tempat pertunjukan seni.

Gedung Pengadilan Negeri Makassar

Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Bangunan yang memiliki gaya arsitektur campuran Neo Klasik Eropa, Renaisans, dan Romawi ini awalnya berukuran 48,40 m x 44,90 m. Menurut catatan sejarah, gedung ini didirikan pada tahun 1915 dengan nama Raad van Justitia.

Ciri khas PN Makassar yang masih terlihat hingga saat ini adalah bangunan klasik bergaya Eropa yang masih terlihat sama sejak pertama kali dibangun pada tahun 1915. Ciri klasik tersebut juga terlihat pada lekukan pintu bercat putih dan pilar-pilar pada bangunan. Yang penting masih kuat.

Masjid Gantarang Lalang Bata

Masjid ini diyakini oleh warga sekitar sebagai pusat penyebaran Islam pertama. Masjid ini dibangun setelah Datuk Ri Bandang mengajak raja setempat bernama Pangali untuk memeluk Islam.

Datuk Ri Bandang bernama asli Abdul Makmur adalah seorang ulama asal Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan di wilayah timur nusantara. Khatib Abdul Makmur atau Datuk Ri Bandang selaku penyebar agama Islam di Sulawesi Selatan singgah di Pulau Selayar dalam perjalanannya pada awal abad ke-17.

Demikian ulasan artikel yang kami buat tentang Yuk Kenali Beberapa Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Sulawesi Selatan seperti yang dilansir slot. Semoga bermanfaat.